السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ

Pages

Sabtu, 18 November 2017

Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU)

   Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) adalah salah satu organisasi remaja yang menghimpun Pelajar Putri NU. Organisasi ini didirikan pada tanggal 8 Rajab 1374 H atau bertepatan dengan tanggal 2 Maret 1955 di Solo, Jawa Tengah. Salah seorang pendirinya adalah Ny. Umrah Mahfudha. Semula organisasi ini merupakan bagian dari lembaga pendidikan maarif, tetapi semenjak kongres di Surabaya pada tahun 1966, IPPNU melepaskan diri dari LP. Maarif dan menjadi salah satu badan otonom Nahdlatul Ulama.

Aqidah
IPPNU beraqidah Islam menurut faham Ahlusunnah Wal Jama’ah dan mengikuti salah satu madzhab yaitu : Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hambali. (Peraturan Dasar IPPNU BAB II pasal 4)
Asas
IPPNU berasaskan Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hidmad Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Indonesia, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. (Peraturan Dasar IPPNU BAB II pasal 5)

Sebagai bagian dari badan otonom Nahdlatul Ulama, IPPNU mempunyai tiga fungsi utama, yaitu :
  1. Sebagai wadah berhimpun Pelajar Putri NU untuk melanjutkan semangat jiwa dan nilai-nilai ke-NU-an.
  2. Sebagai wadah komunikasi Pelajar Putri NU untuk menggalang KH.uwah islamiyah dan syiar islam.
  3. Sebagai wadah kaderisasi Pelajar Putri NU untuk mempersiapkan kaderisasi bangsa.
Dari ketiga fungsi di atas, maka tujuan IPPNU adalah :
  1. Terbentuknya kesempurnaan putri Indonesia yang beraKH.lakul karimah, dan bertaqwa kepada Allah SWT.
  2. Tegak dan berkembangnya syariat islam menurut faham Ahlus-sunnah wal jamaah
  3. Terbentuknya kader bangsa yang berilmu dan berwawasan nasional
  4. Terbentuknya masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut di atas, IPPNU melakukan usaha-usaha seperti :
  1. Menghimpun dan membina Pelajar Putri islam dalam wadah organisasi.
  2. Mempersiapkan kader-kader intelektual sebagai proses perjuangan bangsa.
  3. Mengusahakan tercapainya tujuan organisasi dengan menyusun landasan perjuangan sesuai dengan perkembangan masyarakat.
  4. Membina persahabatan dengan organisasi putri islam pada Khususnya dan organisasi lain pada umumnya selama tidak merugikan kepentingan organisasi IPPNU.
Struktur organisasi Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) terdiri atas :
  1. Pimpinan tertinggi IPNU di ibu kota Negara disebut Pucuk Pimpinan  IPPNU (PP IPPNU)
  2. Pimpinan IPPNU di provinsi disebut Pimpinan Wilayah IPPNU (PW IPPNU)
  3. Pimpinan IPPNU di tingkat kabupaten/kota disebut Pimpinan Cabang IPPNU (PC IPPNU)
  4. Pimpinan IPPNU di kecamatan disebut Pimpinan Anak Cabang IPPNU (PAC IPPNU)
  5. Pimpinan IPPNU di desa/kelurahan disebut Pimpinan Ranting IPPNU (PR IPPNU)
  6. Pimpinan IPPNU di Lembaga Pendidikan perguruan tinggi, pondok pesantren, SLTP/MTs, SLTA/MA dan yang sederajat disebut Pimpinan Komisariat IPPNU (PK IPPNU).
    Kekuasaan tertinggi organisasi dipegang oleh kongres pada tingkat nasional, Konferensi wilayah pada tingkat wilayah, Konferensi Cabang pada tingkat Cabang, Konferensi Anak Cabang pada tingkat anak cabang dan Rapat Anggota pada tingkat Ranting. Sedangkan keanggotaan IPNU terdiri atas anggota biasa dan anggota istimewa.

SEJARAH
     Bermula dari perbincangan ringan yang dilakukan oleh beberapa remaja putri yang tengah menuntut ilmu di Sekolah Guru Agama (SGA) Surakarta, tentang keputusan Muktamar NU ke 20 di Surakarta. Maka perlu adanya organisasi pelajar di kalangan nandliyat.
      Dalam keputusan ini dikalangan NU, Mulimat, Fatayat NU, GP Ansor dan Banom NU lainnya untuk membentuk tim resolusi IPNU putri pada Kongres I IPNU di Malang Jawa Timur, selanjutnya disepakati dalam pertemuan tersebut bahwa peserta putri yang akan hadir di kongres Malang di namakan IPNU putri.
     Dalam suasana kongres ternyata keberadaan IPNU putri tampaknya masih diperdebatkan secara alot. Semula direncanakan secara administratif hanya menjadi departemen di dalam tubuh organisasi IPNU. Sementara hasil negosiasi dengan pengurus PP IPNU telah membentuk semacam kesan eksklusivitas IPNU hanya untuk pelajar putra. Melihat hasil tersebut maka pada hari kedua kongres, peserta putri yang hanya diwakili lima daerah (Yogyakarta, Surakarta, Malang, Lumajang dan Kediri) terus melakukan konsultasi dengan dua jajaran di pengurus badan otonom NU yang menangani pembinaan organisasi pelajar yaitu PB Ma’arif, (saat itu dipimpin bapak KH Syukri Ghazali) dan ketua PP Muslimat NU (Mahmudah Mawardi). Maka dari pembicaraan selama beberapa hari, telah membuat keputusan sbb:
      Membentuk organisasi IPNU Putri secara organisatoris dan administratif terpisah dengan IPNU.
Tanggal 02 Maret 1955M / 08 Rajab 1374 H dideklarasikan sebagai hari kelahiran IPNU Putri.
Untuk menjalankan roda organisasi dan upaya pembentukan cabang selanjutnya ditetapkan sebagai ketua yaitu Umroh Mahfudhoh dan sekretarisnya bernama Syamsiyah Muthalib.
PP IPNU Putri berkedudukan di Surakarta Jawa Tengah.
     Memberitahukan dan memohon pengesahan resolusi pendirian IPNU putri kepada PB Ma’arif NU, kemudian PB Ma’arif NU menyetujui dengan merubah nama IPNU putri menjadi IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama)

PERJALANAN IPPNU DARI MASA KE MASA

   Sejalan dengan adanya pelaksanaan Kongres dari beberapa zaman (kemerdekaan, orla, orba, era reformasi) tentu mengalami berbagai peristiwa yang sangat menonjol dalam suatu keputusan Kongres, dan dalam perjalanan IPNU dari masa ke masa antara lain :
Bulan Februari 1956 diadakan konferensi IPPNU di Surakarta.
Tanggal 01-04 Januari 1957 pada Muktamar IPNU di Pekalongan IPPNU ikut serta.
Acara itu diisi olahraga dan jugs menghasilkan lambang IPNU-IPPNU.
Tanggal 14-17 Maret 1960 diadakan Konbes I di Yogyakarta, membicarakan tentang keorganisasian, kemahasiswaan, pendidikan Islam serta. bahasa Arab.
Tahun 1964 dilaksanakan Konbes III bersama IPNU di Pekalongan, dengan menghasilkan, Doktrin Pekalongan serta mengusulkan agar KH. Hasyim Asyari sebagai pahlawan.
Tanggal 30 Agustus 1966 dalam Kongres di Surabaya IPNU dan IPPNU memohon pada PB NU untuk menerimanya sebagai badan otonom.
Tahun 1967 pada Muktamar NU di Bandung, resmilah IPPNU dimasukkan dalam PD/PRT NU sebagai badan otonom sampai sekarang.
    Pada perkembangan berikutnya nampak pemerintah juga tidak ingin mengambil resiko membiarkan dunia akademik terkontaminasi dengan unsur politik manapun, sehingga diberlakukan UU No. 8 tahun 1985 tentang keormasan khusus untuk organisasi ekstra pelajar adalah OSIS. Selama itu IPPNU mengalami stagnasi pengkaderan dan PP didominasi para aktivis yang usianya sudah melebihi batas. Maka pada kongres IX IPPNU di Jombang tahun 1987, secara singkat telah mempersiapkan perubahan asas organisasi dan IPPNU yang kepanjangannya Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul ‘Ulama telah berubah menjadi Ikatan Putri-Putri Nahdlatul Ulama.
Bulan Oktober 1990 pada Konbes IPPNU di Lampung, menghasilkan citra diri dan pemantapan PPOA IPPNU.
     Pada Kongres X IPPNU tahun 1991 di Ponpes Al Wahdah Lasem Jawa, telah menguatkan independensi IPNU dan IPPNU yang merupakan organisasi terpisah.
Tanggal 10-14 Juli 1996 di Pesantren Al Musyaddidah Garut Jawa Barat mengadakan Kongres XI IPPNU, yang menekankan usia kepemudaan di tubuh IPNU supaya sejajar dengan organisasi pemuda lainnya.
     Konbes bulan September 1998 di Jakarta, menghasilkan rekomendasi yang sangat menonjol di era reformasi yaitu bahwa IPPNU menyambut baik pendirian PKB yang tidak menggunakan nama NU.
Tanggal 22-25 Maret 2000, pelaksanaan kongres XII IPPNU di Ujung Pandang (Makassar), telah mendeklarasikan bahwa IPPNU akan dikembalikan ke basis kepelajaran dan wacana gender.
Tanggal 18-23 Juni 2003 kongres XIII IPPNU di asrama haji Sukolilo Surabaya mengembalikan IPPNU kepada Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama.

Lambang dan Makna 
Bentuk segitiga : Imam, Islam dan Ikhsan..
a. Warna dasar hijau : subur.
b. Garis warna kuning : khikmah yang tinggi / kejayaan.
c. Garis Putih : kesucian, kejernihan serta kebersihan.
d. Dua garis tepi mengapit warna kuning : dua kalimat syahadat.
Sembilan bintang : keluarga Nahdlatul ‘Ulama, yang diartikan,
Satu bintang besar paling atas : Nabi Muhammad SAW
Empat bintang sebelah kanan : empat sahabat Nabi (Abu Bakar as, Umar Ibn Khatab as, Usman Ibn Affan as dan Ali Ibn Abi Thalib as).
Empat bintang sebelah kiri : empat madzhab yang diikuti (Maliki, Hanafi, Syafi’I dan Hambali)
Dua Kitab : Al Qur’an dan Al Hadits.
Dua bulu bersilang : aktif menulis dan membaca untuk menambah wacana berfikir.
Dua bunga melati : perempuan yang dengan kebersihan pikiran dan kesucian hatinya memadukan dua unsure ilmu pengetahuan umum dan agama.
Lima titik di antara tulisan I.P.P.N.U. : rukun Islam


HUBUNGAN IPPNU DENGAN ORMAS LAIN
    Kaitan IPPNU dan NU, bahwa IPPNU secara organisatoris merupakan badan otonom NU yang resmi tercantum dalam Anggaran Rumah Tangga NU pasal 27 poin 6 bagian f, hasil muktamar NU Lirboyo Jawa Timur yang mana bahwa IPPNU mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan badan otonom yang lain.
    Hubungan IPPNU dengan IPNU, bahwa IPNU merupakan mitra kerja IPPNU, sedangkan hubungan IPPNU dengan ormas lain, bahwa IPPNU dengan IPNU dengan ormas lain yang tergabung dalam satu wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda (KNPI).


Mars IPPNU
Sirnalah gelap terbitlah terang
Mentari timur sudah bercahya
Ayunkan langkah pukul genderang
Segala rintangan mundur semua
Tiada laut sedalam iman
Tiada gunung setinggi cita
Sujud kepala kepada tuhan
Tegak kepala lawan derita
Dimalam yang sepi dipagi yang terang
Hatiku teguh bagimu ikatan
Dimalam yang hening dihati membakar
Hatiku penuh bagimu pertiwi
Mekar seribu bunga ditaman
Mekar cintaku pada ikatan
Ilmu kucari amal kuberi
Untuk agama bangsa dan negeri

Sumber :
https://lailatulkhotimah.wordpress.com/sejarah-ippnu/
https://dulmid92.wordpress.com/2012/06/24/lirik-lagu-mars-ipnu-dan-ippnu/
http://ala-nu.com/ikatan-pelajar-putri-nahdlatul-ulama-ippnu/

1 komentar:

My Curriculum Vitae

  Biodata Diri Nama Bahaudin Ahmad ...