Corps Brigade Pembangunan atau yang biasa di singkat CBP adalah suatu Badan Semi Otonom yang dibentuk dalam satu koordinasi untuk mengawal pembangunan IPNU dan Bangsa.
SASARAN
Sasaran keanggotaan :
Keanggotaan CBP meliputi pelajar, santri, mahasiswa yang sesuai dengan PD/PRT IPNU dan ketentuan ketentuan yang telah di tetapkan tentang perekrutan anggota CBP.
Sasaran kegiatan :
Kegiatan CBP meliputi bidang pendahuluan bela negara, sosial Kemanusiaan, Pengabdian alam dan Lingkungan hidup.
FUNGSI
Corps Brigade Pembangunan berfungsi sebagai :
Fungsi kaderisasi
Suatu wadah perekrutan kader kader potensial IPNUFungsi Komunikasi
Wadah komunikasi antara IPNU, masyarakat, dan pemerintahFungsi pengembangan sumber daya manusia
Corps Brigade Pembangunan merupakan lembaga Pengembangan Sumber Daya Manusia untuk menciptakan kader yang memiliki kualitas di lingkungan IPNU melalui jenjang pendidikan dan pelatihan yang telah ditetapkan.Fungsi kepeloporan dan pengabdian
Lembaga Corps Brigade Pembangunan merupakan pelopor penggerak program-program IPNU dalam rangka pengabdiannya kepada masyarakat, bangsa dan negara.
TUGAS POKOK
- Melaksanakan kebijakan IPNU
- Berpartisipasi dalam kegiatan pendahuluan bela negara, sosial kemanusian, pengembangan sumberdaya alam dan lingkungan.
- Berpartisipasi dalam pendampingan dan penguatan kader demi tercapainya
kesejahteraan.
- Memantapkan dan menjaga keutuhan Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama di semua tingkatan.
- Turut serta menjaga keutuhan bangsa, memelihara lingkungan agar terhindar dari kerusakan dan pengerusakan, serta menjalankan peran sosial kemanusiaan.
Lembaga Corp Barisan Pelajar adalah suatu organisasi yang bergerak dalam
pengembangan kreatifitas, kemanusiaan, lingkungan hidup, pengabdian
masyarakat bangsa dan negara (Bela Negara). Berdiri tahun 1965 dalam
kongres IPNU Ke IV di Pekalongan Jawa Tengah.Corp Barisan Pelajar (CPB)
merupakan lembaga yang dibentuk di latar belakangi peristiwa
persengketaan Indonesia dan malaysia, Peristiwa politik yang berkaitan
persengketaan antara RI dan malaysia merebutkan daerah Kalimantan Utara
(Serawak).
Kondis riil yang terjadi saat itu
dilihat dari konteks politik luar negri terjadi pertentangan antara
gagasan soekarno yang yang anti imperialisme dengan pihak barat yang
berupaya menancapkan kukunya di wilayah malaysia, Presiden soekarno
menginstruksikan kepada seluruh elemen bangsa membentuk suka relawan
perang dan siap menggayang malaysia.Intruksi Presiden tersebut secara
langsung membuat seluruh elemen bangsa bersiap sedia untuk melawan
imperialisme yang akan kembali di tancapkan di wilayah Asia Tenggara.
Asnawi Latief, selaku ketua umum PP IPNU yang merupakan bagian dari
elemen bangsa merasa terpanggil untuk berjuang bersama melawan
imperialisme barat, yang terbentuk dari kalangan pelajar nahdliyin yang
kemudian di namakan dengan Suka Relawan pelajar.
Deklarasi dibentuknya sukarelawaan
pelajar diadakan di jogjakarta pada, 19 September 1963 yang pada saat
itu merupakan lokasi dari kantor pusat PP IPNU, dibarengi dengan parade
militer TNI yang merupakan wujud dari kesiapan RI menggayang
malaysia.Semenjak saat itulah kemudian sukarelawan pelajar yang dibentuk
oleh rekan Asnawi Latief selaku ketua umum PP. IPNU pada saat itu,
berjuang demi memperjuangkan bangsa dan negara. Sukarelawan pelajar ini
yang merupakan embrio bagi berdirinya CBP IPNU yang ditetapkan di
konferensi besar IPNU di pekalongan pada tanggal, 25 – 31 oktober 1964
dengan nama Corp Brigade Pembangunan (CBP) yang kemudian dikenal dengan
“Doktrin Pekalongan”.
Secara bahasa Corp berasal dari bahasa
inggris yang memiliki arti kesatuan dalam komando, Brigade berarti
pasukan yang disiapkan untuk bertempur dan Pembangunan memiliki arti
membangun dalam rangka mengisi kemerdekaan. Sedangkan secara terminologi
Corp Brigade Pembangunan berarti suatu lembaga yang dibentuk dalam satu
komando untuk mengawal pembangunan.Pada moment tersebut Asnawi Latief
selaku ketua umum PP IPNU menunjuk rekan Harun Rosyidi untuk menjadi
komandan teknis CBP, Pasca ditunjuk sebagai komandan teknis CBP, rekan
harun rosyidi mengumpulkan kader-kader inti IPNU yang berpotensi untuk
selanjutnya dididik dan dilatih kemiliteran serta keamanan guna
mengantisipasi gerakan yang membahayakan keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) baik dari dalam maupun luar. Kondisi ini
ditempuh karena stabilitas politik dan keamanan yang tidak menentu pada
saat itu.
Kemudian, pada taahun 1965 saat terjadi
peristiwa G 30 S PKI. CBP sangat berperan aktif dalam upaya memberantas
PKI dan antek-anteknya. Ghirroh patriotisme pelajar tersebut setelah terjadinya perubahan rezim
dan perubahan kondisi sosial politik Indonesia semakin surut. CBP
menjadi sebuah nama yang seamakin tenggelam, hingga kemudian masa
kepemimpinan Hilmi Muhammadiyyah Ketua Umum PP IPNU pada tahun 1999 CBP
dideklarasikan kembali di Pondok Pesantren Pancasila Sakti Klaten Jawa
Tengah. Pendeklarasian ini merupakan upaya IPNU untuk bisa memberikan
kontribusinya secara lebih luas pada era reformasi yang sedang
gencar-gencarnya oleh masyarakat seluruh Indonesia.
Kemudian rekan Hilmi
Muhammadiyyah menunjuk rekan Agus Salim untuk menjadi Komandan Nasional
CBP. Pasca ditunjuk sebagai Kornas CBP, rekan Agus Salim sangat gencar
melakukan sosialisasi ke daerah-daerah untuk mengaktifkan kembali CBP
sampai ketingkat Ranting, Hingga memasuki kongres XIII tahun 2000 di
Makasar yang menetapkan rekan Abdullah Azwar Anas sebagai Ketua Umum
IPNU, selanjutnya ditunjuklah Rekan Edi syam Risdiyanto.
Pada masa ini CBP bergerak pada empat bidang yakni :
Pada masa ini CBP bergerak pada empat bidang yakni :
Kepanduan, Kepalangmerahan, SAR dan Cinta Alam. Rekan Edisyam berhasil
merumuskan kembali pola CBP dengan format baru yang terangkum dalam
peraturan organisasi, penjabaran peraturan organisasi serta sistem
pendidikan dan pelatihan sebagai acuan dan panduan kegiatan di seluruh
Indonesia. Rumusan – rumusan tersebut dibukukan pada masa itu yang
disahkan pada masa kepemimpinan Al- Amin Nur Wahab Nasution sebagai Pj
Ketua Umum IPNU yang menggantikan Rekan Abdullah Azwar Annas.
Perjuangan CBP tidak berhenti disitu
saja, pada kongres XIV Surabaya tahun 2003 yang menetapkan Mujtahir
Ridlo sebagai Ketua Umum IPNU, melanjutkan progam CBP sebelumnya dibawah
komando Rekan Ali Masdar Hasibuan.Pada masa ini lebih difokuskan pada
praktek kelapangan terutama bidang SAR dan kepalang merahan, disebabkan
seringnya terjadi bencana Alam skala Nasional misalnya terjadi Tsunami
di Aceh, Tanah Longsor di banjar negara, Banjir Bandang di Jember, Gempa
Jateng Jogja, Gempa dan Tsunami di Pengandaran Jawa Barat. Pada periode
ini pula CBP yang bergerak di empat bidang yakni : Kepanduan,
Kepalangmerahan, SAR dan Cinta Alam difokuskan pada 3 bidang yakni :
kemanusiaan, Lingkungan Hidup dan kedisiplinan yang ditetapkan dalam
Rakornas CBP pada 6 – 8 Januari 2006, bertempat di Wisma Depag Jakarta
Selatan. Program ini berlanjut hingga kongres IPNU XV di asrama Haji
Pondok Gede, 9-12 Juli 2006 yang menetapkan Rekan Idy Muzayyad sebagai
ketua umum IPNU dan selanjutnya menunjuk rekan Alvin M Hasanil Haq
sebagai Komandan Nasional.
Pada masa kami banyak hal yang dilakukan
dalam rangka memajukan dan mengembangkan potensi kader-kader CBP
diantaranya : Kemah Pelajar Hijau dalam rangka Diklat Peduli Lingkungan ,
6 – 8 April 2007 di Ponpes Wali Songo Gomang Singgahan Tuba, Workshop
Ke-CBP-an ,17 – 20 Mei 2007 di Ponpes Maslakul Huda Pati. Tidak sampai
disitu saja CBP juga ikut serta dalam berbagai event kemanusiaan
misalnya pada saat terjadi Banjir Bandang di Jakarta.Hasil workshop di
Pati mengamanatkan CBP untuk menyelenggarakan rakornas yang kemudian
terselenggara pada, 22 – 25 Agustus 2007 bertempat di Hotel Diamond
Samarinda bersamaan dengan penyelenggaraan Rakernas IPNU. Pada Rakornas
ini di putuskan beberapa hal yang berkaitan dengan Ke-CBP-an diantaranya
adalah sasaran kegiatan CBP yang semula kemanusiaan, Lingkungan Hidup
dan Kedisiplinan menjadi Kemanusiaan, Lingkungan Hidup, dan Bela Negara.
Corps Brigade Pembangunan (CBP)
merupakan lembaga yang dibentuk pada tahun 1963 dalam hal itu di latar
belakangi peristiwa persengketaan antara Indonesia dengan Malaysia atau
istilah populernya dikenal dengan istilah “ Ganyang Malaysia “,
peristiwa politik tersebut yang berkaitan dengan persengketaan antara
Republik Indonesia dengan Malaysia memperebutkan daerah Kalimantan
Utara (Serawak).
Kondisi riil yang terjadi pada saat
itu untuk conteks_nya yaitu politik luar negeri terjadi pertentangan
antara gagasan Presiden Soekarno yang anti Imperalisme dengan pihak
barat yang berupaya menancapkan kukunya diwilayah Malaysia. Kemudian
Presiden Soekarno mengintruksikan kepada elemen bangsa untuk segera
membentuk Sukarelawan Perang dan siap menggayang Malaysia.
Instruksi Presiden tersebut secara
langsung membuat seluruh elemen bangsa bersiap sedia untuk melawan
Imperalisme yang akan kembali menancapkan kukunya diwilayah Asia
Tenggara, Asnawi Latif pada waktu itu selaku Pimpinan Pusat Ikatan
Pelajar Nahdlatul Ulaqma yang merupakan bagian dari elemen bangsa merasa
terpanggil untuk berjuang bersama melawan iperalisme dari bangsa barat,
yang terbentuk dari kalangan pelajar Nahdhiyyin yang kemudian dinamakan
Sukarelawan Pelajar.
Deklarasi dibentuknya sukarelawan
Pelajar diadakan di Djogjakarta yang pada saat itu merupakan lokasi dari
kantor pusat PP IPNU, dan di barengi dengan parade militer Tentara
Nasional Indonesia (TNI) yang merupakan wujud dari kesiapan RI untuk
Menggayang Malaysia.
Sejak saat itulah kemudian
Sukarelawan Pelajar yang dibentuk oleh Asnawi Latif tersebut berjuang
demi memperjuangkan Negara dan Bangsa untuk keutuhan NKRI. Sukarelawan
ini yang merupakan Embrio atau cikal bakal bagi berdirinya Corps Brigade
Pembangunan (CBP) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama. Yang kemudian
ditetapkan pada Konferensi Besar IPNU di Pekalongan pada tanggal 25 – 31
Oktober 1964 dengan nama Corps Brigade Pembangunan (CBP). Yang kemudian
dikenal dengan “doktrin Pekalongan”
Secara etimologi Corps berasal dari
bahasa Inggris yang memilki arti kesatuan dalam komando, Brigade
berarti pasukan yang disiapkan untuk bertempur dan Pembangunan, memiliki
arti membangun dalam rangka mengisi kemerdekaan. Sedangkan secara
terminologi Corps brigade pembangunan berarti suatu lembaga yang
dibentuk dalam satu komando untuk mengawal pembangunan.
Pada moment tersebut Asnawi Latief
selaku ketua umum PP IPNU menunjuk Rekan Harun Rosyidi untuk menjadi
Komandan Teknis CBP. Pasca ditunjuk sebagai komandan tehnis CBP, rekan
Harun Rosyidi mengumpulkan kader-kader inti IPNU yang berpotensi untuk
selanjutnya dididik dan di latih kemiliteran serta keamanan guna
mengantisipasi gerakan yang membahayakan keutuhan negara kesatuan
republik Indonesia (NKRI) baik dari dalam maupun luar. Kondisi ini
ditempuh karena stabilitas politik dan kemanan yang tidak menentu pada
saat itu.
Kemudian, pada tahun 1965 saat
terjadinya peristiwa G 30 S PKI. CBP sangat berperan aktif dalam upaya
memberantas PKI dan antek-anteknya. Ghirrah Patriotisme Pelajar
tersebut setelah terjadinya perubahan rezim dan perubahan kondisi sosial
politik Indonesia semakin surut. CBP menjadi sebuah nama yang semakin
tenggelam. Hingga kemudian masa kepemimpinan Hilmi Muhammadiyah Ketua
Umum PP IPNU pada tahun 1999 CBP dideklarasikan kembali di Pondok
Pesantren Pancasila Sakti Klaten Jawa Tengah. Pendeklarasian kembali ini
merupakan upaya IPNU untuk bisa memberikan kontribusinya secara lebih
luas pada Era reformasi yang sedang gencar-gencarnya diteriakkan oleh
masyarakat seluruh Indonesia. Kemudian rekan Hilmi Muhammadiyah menunjuk
rekan Agus Salim untuk menjadi Koordinator Nasional (KORNAS) CBP. Pasca
ditunjuk sebagai KORNAS CBP, rekan Agus Salim sangat gencar melakukan
sosialisasi ke daerah-daerah untuk mengaktifkan kembali CBP sampai ke
tingkatan ranting, Hingga memasuki kongres XIII tahun 2000 di Makasar
yang menetapkan rekan Abdullah Azwar Anas sebagai Ketua Umum IPNU,
selanjutnya ditunjuklah Rekan Edisyam Risdiyanto menjadi Kornas.
Pada masa ini CBP bergerak pada empat
bidang yakni : Kepanduan, Kepalangmerahan, SAR dan Cinta Alam. Rekan
Edisyam berhasil merumuskan kembali pola CBP dengan format baru yang
terangkum dalam peraturan organisasi/lembaga, penjabaran peraturan
organisasi/lembaga serta sistem pendidikan dan pelatihan sebagai acuan
dan panduan kegiatan CBP diseluruh Indonesia. Rumusan-rumusan tersebut
dibukukan pada masa itu yang disahkan pada masa kepemimpina Al Amin Nur
Wahab Nasution sebagai Pj Ketua Umum IPNU yang menggantikan Rekan
Abdullah Azwar Anas.
Perjuangan CBP tidak berhenti sampai
disitu saja, pada Kongres XIV Surabaya tahun 2003 yang menetapkan Rekan
Mujtahidur Ridlo sebagai Ketua Umum IPNU, melanjutkan program CBP
sebelumnya dibawah komando Rekan Ali Masdar Hasibuan.
Pada masa ini lebih banyak difokuskan
pada praktek terjun kelapangan terutama bidang SAR dan kepalang merahan,
disebabkan seringnya terjadi bencana skala nasional misalnya terjadinya
Tsunami di Aceh, Tanah Longsor di Banjar Negara, Banjir bandang di
Jember, Gempa Jateng-Jogja, Gempa dan Tsunami di Pengandaran Jawa Barat.
Pada periode ini pula CBP yang bergerak di empat bidang yakni :
Kepanduan, Kepalangmerahan, SAR dan Cinta Alam difokuskan menjadi 3
bidang yakni : Kemanusiaan, Lingkungan Hidup dan Kedisiplinan yang
ditetapkan dalam Rakornas CBP pada 6 – 8 Januari 2006 bertempat di Wisma
Depag Jakarta Selatan. Program ini berlanjut hingga Kongres IPNU XV di
Asrama haji Pondok Gede Jakarta, 9 – 12 Juli 2006 yang menetapkan Rekan
Idy Muzayyad sebagai ketua umum IPNU dan selanjutnya menunjuk Rekan
Alvin M Hasanil Haq sebagai Komandan Nasional.
Pada masa ini banyak hal yang dilakukan
dalam rangka memajukan dan mengembangkan potensi kader-kader CBP
diantaranya : Kemah Pelajar Hijau dalam Rangka Diklat Peduli Lingkungan 6
– 8 April 2007 di Ponpes Wali Songo Gomang Singgahan Tuban, Workshop
Ke-CBP-an 17 – 20 Mei 2007 di Ponpes Maslakul Huda pati. Tidak sampai
disitu saja CBP juga ikut serta dalam berbagai event kemanusiaan
misalnya pada saat terjadi Banjir Bandang di Jakarta.
Hasil Workshop di Pati mengamanatkan
CBP untuk menyelenggarakan Rakornas yang kemudian terselenggara pada 22
– 25 Agustus 2007 bertempat di Hotel Diamond Samarinda bersamaan dengan
penyelenggaraan Rakernas IPNU. Pada Rakornas ini diputusakan beberapa
hal yang bekaitan dengan Ke-CBP-an diantaranya adalah sasaran kegiatan
CBP yang semula Kemanusiaan, Lingkungan Hidup dan Kedisiplinan menjadi
Kemanusiaan, Lingkungan Hidup dan Bela Negara, kemudian juga pada
Rakornas pada saat itu terjadi perubahan nama dari Corps Brigade
Pembangunan menjadi CORPS BARISAN PELAJAR.
Pada kongres 14 terpilihnya Ahmad Syauqi
kemudian menunjuk rekan Randi Ridwan sebagai KORNAS berikutnya. Namun
selama 1 th berjalan CBP tidak mengalami kemajuan yang signifikan
akhirnya melalui mekanisme reshufle Ahmad Syauqi menunjuk rekan Muhammad
Syahrial menggantikan Randi Ridwan dan pada workshop CBP tanggal 26 –
28 Juni 2010 di Sidoarjo terjadi beberapa perubahan yang signifikan pada
tubuh CBP yakni :
- Perubahan nama CORPS BARISAN PELAJAR dikembalikan menjadi CORPS BRIGADE PEMBANGUNAN
- Peraturan Organisasi dan Peraturan Administrasi (PO/PA) diubah menjadi Peraturan Lembaga dan Administrasi (PLA). Peraturan Diklat diubah menjadi Petunjuk Pelaksanaan Teknis Operasi Pendidikan dan Pelatihan (JUKLAK TEKOPS DIKLAT)
- Peraturan Dewan Komando Nasional tentang Nomor Induk Anggota sebagai dasar pembuatan Database CBP.
- Mekanisme Lembaga yang sebelumnya DEWAN KOORDINASI menjadi DEWAN KOMANDO
- Perubahan itu berimplikasi pada struktur jabatan di CBP yakni :
a.
Koordinator Nasional (KORNAS) menjadi
Komandan Nasional (DAN NAS)
b.
Koordinator Wilayah (KORWIL) menjadi
Komandan Wilayah (DAN WIL)
c.
Koordinator Cabang (KORCAB) menjadi
Komandan Cabang (DAN CAB)
d.
Koordinator Anak Cabang (KORANCAB)
menjadi Komandan Anak Cabang (DAN ANCAB)
6. Penambahan Kesatuan di tingkatan komisariat/ranting disebut peleton dipimpin oleh seorang komandan peleton (DAN TON) yang langsung membawahi anggota. Mekanisme pemilihan komandan peleton ditunjuk langsung oleh DAN ANCAB
Hasil Workshop sidoarjo disahkan pada RAKORNAS di Pontianak Kalimantan Barat pada tanggal 29 Juli – 2 Agustus 2010.
LAMBANG CBP
Lambang CBP dan arti :
1. Lambang berbentuk segi lima dan di
batasi oleh garis yang berwarna merah putih. Arti segi lima
melambangkan rukun islam dan pancasila, garis merah putih mengandung
arti bahwa CBP setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Warna dasar hijau, mengadung arti kemakmuran, kesuburan
3. Pada bagian dalam terdapat :
a. Bintang berjumlah sembilan buah
berwarna kuning yang mengelilingi bola dunia yang berwarna biru langit.
Bintang yang paling besar melambangkan Nabi Muhammad SAW. 4 (empat)
bintang disamping kiri dan kanan melambangkan 4 (empat)sahabat nabi yang
sering disebut Khulafaur Rasyidin yakni Sayidina Abu Bakar RA,Sayidina
Umar RA, Sayidina Usman RA dan Sayidina Ali RA. 4 (empat) bintang di
bawahnya melambangkan 4 (empat) madzhab (Maliki, Syafi’i, Hanafi,
Hambali). Bola dunia berwarna biru langit melambangkan wawasan yang luas
warna biru langit melambangkan Perdamaian
b. Dibawah bintang terdapat buku
terbuka yang berwarna putih yang ditopang oleh bambu runcing dan bulu
angsa, dan dibawahnya terdapat tulisan CBP yang berwarna merah. Buku
terbuka dan bulu angsa dengan jumlah ruas sebanyak sembilan
menggambarkan bahwa CBP merupakan tempat belajar bagi siapa saja.
Sedangkan bambu kuning melambangkan perjuangan yang gigih.
BENDERA
1. Ukuran PXL = 100 X 80 CM
2. Bahan kain berwarna putih.
3. Gambar lambang sesuai dengan ketentuan lambang
4. Bendera digunakan pada acara-acara semua kegiatan yang bersifat layak baik intern maupun ekstern .
SERAGAM
Seragam Corps Brigade Pembangunan
1. Berupa baju lengan pendek jenis
kain Ripstop warna hitam dengan dua buah saku, di atas saku kanan
terdapat tulisan Nama, sebelah kiri tertulis CBP. Lambang CBP dilengan
kiri dan Lambang IPNU disebelah kanan dan diatas Lambang CBP terdapat
tulisan tingkatan Komando.
2. Celana Panjang jenis kain Ripstop
hitam dengan dua buah saku kanan kiri serta dua saku di belakang, satu
saku sebelah kanan tertutup.
3. Topi pet Marine style warna hitam
dengan Lambang CBP di bagian depan, di samping kanan terdapat tingkatan
kepengurusan, disebelah kiri terdapat nama pemegang.dan topi mute yang
berwarna krem dengan tiga garis berwarna putih dikelilingi warna merah
khusus komandan di masing-masing tingkatan.
4. Ikat pinggang warna Hitam
5. Sepatu PDH warna hitam.
- Seragam PDL ;
- Berupa kaos lengan panjang berwarna hitam, dengan pelindung bahu, pelindung siku kanan dan siku kiri berwarna Oranye. Terdapat Logo IPNU di dada sebelah kanan dan Logo CBP di dada sebelah kiri. Dibelakang terdapat tulisan CORPS BRIGADE PEMBANGUNAN mendatar dan dibawahnya tertulis IKATAN PELAJAR NAHDLATUL ULAMA dan tingkatan kepengurusan dengan huruf kapital.
- Celana panjang kargo warna hitam.
- Ikat pinggang kople rim warna hitam
- Topi Rimba Warna Hitam dengan Lambang CBP di bagian atas depan
- Sepatu PDL TNI berwarna Hitam.
Lirik
MARS CORPS BRIGADE PEMBANGUNAN
CBP…CBP…
Pelajar Nahdliyin Patria
Api Islam Berkobar Menyala di Dada
CBP…CBP…
Menjebol membangun satu cita
Cita Indonesia sosialis Pancasila
Maju Padu Pantang Mundur
Berjuang mengemban ampera
Basmi Penindasan
Jayalah bangsa Paramarta
CBP…CBP…
Siaga berjuang setia
Menjebol membangun…Ayo ora Et labora
Cuplikan Diklatama CBP
Cuplikan Diklatama CBP
PANCA SATYA CORPS BRIGADE PEMBANGUNAN
- Kami Anggota Corps Brigade Pembangunan adalah Insan yang bertaqwa kepada Allah SWT.
- Kami Anggota Corps Brigade Pembangunan menjunjung tinggi nilai-nilai Islam Ahlus Sunnah Wal Jama’ah.
- Kami Anggota Corps Brigade Pembangunan Setia kepada Tanah Air, Bangsa, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
- Kami Anggota Corps Brigade Pembangunan senantias menjaga kehormatan diri, keluarga, bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
- Kami Anggota Corps Brigade Pembangunan memegang teguh disiplin dan kode etik Corps sekuat-kuatnya.
NASKAH PEMBAI’ATAN
Bismillahirrohmaanirrohim
Asyhadu an laa ilaaha illa Alloh
Wa asyhadu anna muhammadarrasuululloh
Dengan ikhlas sadar dan penuh tanggung jawab dengan ini saya berjanji :
- Senantiasa menjunjung tinggi martabat dan nama baik agama islam serta berusaha mewujudkan terlaksananya ajaran Islam Ahlus Sunnah Wal Jamaah di tengah tengah masyarakat
- Senantiasa mempertahankan dan mengamalkan pancasila dan UUD 45 secara murni dan konsekwen
- Senantiasa menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk menunjang program pembangunan menuju masyarakat adil dan makmur yang diridloi Alloh SWT.
- Senantiasa setia melaksanakan tugas dan kewajiban organisasi IPNU dan CBP dengan tulus, ikhlas dan penuh rasa tanggung jawab
- Senantiasa taat dan patuh kepada peraturan dasar dan peraturan rumah tangga Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan peraturan organisasi CBP
Semoga Allah SWT meridloi saya.
Laa Haula Walaa Quwwata Illa billahil Aliyyul Adziim
0 komentar:
Posting Komentar