السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ

Takziran

Istilah hukuman bagi santri yang melanggar peraturan kedisiplinan di Pesantren. Jenis Takzir-Nya pun berbeda-beda sesuai kebijakan pengurus pondok.

Sholawat Kok di Jogetin!!!

Imam Al-Ghozali memperbolehkan "bergoyang(Berjoget)" dengan dasar hadits yang menerangkan gerakan/tarian orang Habasyah di Masjid Nabawi dan Nabi Muhammad memperbolehkan istrinya Aisyah melihatnya. Tidak ada gerakan yang menimbulkan syahwat dan menimbulkan gairah. (Al-Fiqh 'ala Madzahib Al-Arba'ah 2/42)

Islam Is Peace

Islam adalah Agama penuh perdamaian bukan secara PAKSAAN dan kekerasan, yang malah akan memecah belah sesama umat beragama

Ingatlah Tujuan Kita Hanyalah Satu

Tujuan kita hidup di Dunia adalah beribadah agar bisa bertemu dengan Rabbul 'Alamin Allah S.W.T. di surga nanti

Marilah Kita Tingkatkan Ibadah Kita!!!

Marilah kita sama - sama meningkatkan Ibadah Kita kepada Allah S.W.T. agar kita dapat berjumpa dengan beliau. Terus Belajar, Berjuang, dan Bertaqwa

Pages

Jumat, 02 Maret 2018

Aqidatul Awam Pegon Bahasa Jawa





Untuk selengkapnya silakan cari di aplikasi dan Download LIDI NU

Tahlilan

     Tahlilan adalah ritual/upacara selamatan yang dilakukan sebagian umat Islam, kebanyakan di Indonesia dan kemungkinan di Malaysia, untuk memperingati dan mendoakan orang yang telah meninggal yang biasanya dilakukan pada hari pertama kematian hingga hari ketujuh, dan selanjutnya dilakukan pada hari ke-40, ke-100, kesatu tahun pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Ada pula yang melakukan tahlilan pada hari ke-1000.
     Kata "Tahlil" sendiri secara harfiah berarti berizikir dengan mengucap kalimat tauhid "Laa ilaaha illallah" (tiada yang patut disembah kecuali Allah).
     Upacara tahlilan ditengarai merupakan praktik pada abad-abad transisi yang dilakukan oleh masyarakat yang baru memeluk Islam, tetapi tidak dapat meninggalkan kebiasaan mereka yang lama. Berkumpul-kumpul di rumah ahli mayit bukan hanya terjadi pada masyarakat pra Islam di Indonesia saja, tetapi di berbagai belahan dunia, termasuk di jazirah Arab. Oleh para da'i(yang dikenal wali songo) pada waktu itu, ritual yang lama diubah menjadi ritual yang bernafaskan Islam. Di Indonesia, tahlilan masih membudaya, sehingga istilah "Tahlilan" dikonotasikan memperingati dan mendo'akan orang yang sudah meninggal. tahlilan dilakukan bukan sekadar kumpul-kumpul karena kebiasaan zaman dulu. Generasi sekarang tidak lagi merasa perlu dan sempat untuk melakukan kegiatan sekadar kumpul-kumpul seperti itu. jika pun tahlilan masih diselenggarakan sampai sekarang, itu karena setiap anak pasti menginginkan orangtuanya yang meninggal masuk sorga. sebagaimana diketahui oleh semua kaum muslim, bahwa anak saleh yang berdoa untuk orangtuanya adalah impian semua orang, oleh karena itu setiap orangtua menginginkan anaknya menjadi orang yang saleh dan mendoakan mereka. dari sinilah, keluarga mendoakan mayit, dan beberapa keluarga merasa lebih senang jika mendoakan orangtua mereka yang meninggal dilakukan oleh lebih banyak orang(berjama'ah). maka diundanglah orang-orang untuk itu, dan menyuguhkan(sedekah) sekadar suguhan kecil(buat yang kaya)bukanlah hal yang aneh, apalagi tabu, apalagi haram. suguhan(sedekah) itu hanya berhak untuk orang miskin,yatim piatu,orang cacat,orang yang kesulitan .berkaitan dengan menghargai tamu yang mereka undang sendiri dan orang yang berhak mendapat sedekah yaitu :fakir miskin,orang cacat,anak yatim,orang lanjut usia. maka, jika ada anak yang tidak ingin atau tidak senang mendoakan orangtuanya, maka dia (atau keluarganya) tidak akan melakukannya, dan itu tidak berakibat hukum syareat. tidak makruh tapi haram. anak seperti ini pasti juga orang yang yang tidak ingin didoakan jika dia telah mati kelak.
       Kegiatan ini bukan kegiatan yang diwajibkan. orang boleh melakukannya atau tidak. tahlilan bukanlah kewajiban tapi bid'ah, dan adalah dusta dan mengada-ada jika tahlilan ini dihitung sebagai rukun. tahlilan adalah pilihan bebas bagi setiap orang dan keluarga berkaitan dengan keinginan mendoakan orangtua mereka ataukah tidak. tahlilan juga bukanlah kegiatan yang harus dilakukan secara berkumpul-kumpul di rumah duka dan oleh karenanya dituduhkan membebani tuan rumah. tahlilan itu mendoakan mayit dan itu bisa dilakukan sendiri-sendiri atau berjamaah, di satu tempat yang sama atau di mana-mana. menuduhkan tahlil sebagai bid'ah adalah benar dan melawan keyakinan kaum muslim bahwa anak saleh yang berdoa untuk orangtuanya adalah cita-cita setiap orang.

Yasinan

YASIN DAN YASINAN
AJARAN, OPINI, DAN PRAKTIK

 Pengertian-pengertian Dasar
 Yasinan berbeda dari membaca surat Yasin dalam Alquran. Yasinan pasti membaca surat Yasin, tetapi hanya membaca surat Yasin belum tentu yasinan.
  1. Yasinan adalah membaca surat Yasin, baik sendirian atau bersama-sama. Dalam kebersamaan ini bisa membacanya sendiri-sendiri atau membacanya secara kor (berjamaah). Motif yang mendasarinya adalah  keyakinan bahwa pahala bacaan dikirimkan kepada orang yang sudah meninggal,  untuk mengiringi proses kematian seseorang (keadaan sakit kritis yang diperkirakan kuat menuju kematian atau dalam keadaan sakaratul maut agar yang dibacakannya ini cepat sembuh atau segera matisecara mudah atas dasar kasih sayang Allah dan yang  melihatnya merasa kasihan terhadap  penderitaan yang sedang sakaratul maut ini, atau dikirimkan kepada orang yang masih hidup tetapi diperlakukan seperti orang yang sudah meninggal, seperti orang pergi haji. Selama haji ia diupacarai yasinan pada hari pertama dari pemberangkatannya hingga hari ke tujuh yang selanjutnya setiap malam Jumat hingga yang bersangkutan kembali sampai di rumah dengan selamat. Upacara Yasinan hampir selalu menyatu dengan tahlilan.
  2. Ritus yasinan untuk orang mati dilaksanakan sejak hari pertama hingga hari ke tujuh selanjutnya pada hari ke 40, hari ke 100, ulang tahun kematian pertama, ulang tahun kematian ke dua, hari ke 1000, dan selanjutnya setiap satu tahun sekali pada hari kematiaanya sejauh dikehendaki. Karena kerabat yang ditinggal mati memiliki kelebihan ekonomi dan tanggungjawab moral sebagai pelaksanaan ajaran birrul walidain (berbakti kepada kedua orang tua), yasinan dilakukan selama 40 hari sejak hari pertama kematian orang tua atau kerabatnya
  3. Ritus Yasinan bagi warga NU atau para simpatisannya biasa dilaksanakan dalam pertemuan rotin antar warga dalam lingkup RT atau RW, dalam jamaah mushalla, dalam jamaah suatu masjid yang waktunya ditentukan atas dasar kesepakatan warga. Pelaksanaan yasinan dapat pula berganti tempat secara bergilirin diantara warga.
  4. Para pendukung yasinan bisa hafal, setengah hafal, membacanya sangat lancar karena amat sering mengikuti acara ini atau memang menyiapkan diri untuk menghafalnya, namun demikian juga banyak diantara mereka yang hanya bisa membaca huruf latinnya. Sub kelompok ini biasanya tidak dari kecil memeluk agama Islam secara taat. Mereka sadar akan keislamannya setelah usia dewasa. Mereka ini biasanya kurang menyadari eksistensi NU, Muhammadiya, atau kelompok sosial keagamaan yang lain.Mereka hanya tahu pokoknya Islam. Sebenarnya mereka bisa disebut muallaf, yang secara praktis perlu diperhatikan secara lebih dalam kehidupan sehari-harinya agar tetap istiqamah dalam ketaannya pada agama.
  5. Orang-orang Islam yang menolak ritus Yasinan, seperti dari orang-orang Muhammadiyah, terutama dari tingkat bawah, atau bahkan kaum terpelajarnya,  umumnya tidak hafal atau tidak lancar membaca surat yasin. Ditinjau dari segi keterampilan membaca atau menghafal surat Yasin mereka jauh ketinggalan dibanding ikhwan mereka yang dari  NU.

Teks-teks Sumber Tentang Yasinan

Sejumlah teks tentang  yasinan tidak terdapat dalam Alquran, melainkan hanya dari ‘hadis’, diantaranya sebagai berikut:
  1. “Man qara’a yasi>n fi lailatin as}bah}a maghfu>ran lahu  (Barang siapa yang membaca surat Yasin dalam suatu malam, maka ketika ia bangun pagi hari diampuni dosanya).
Kualitas hadi ini maud}u>’ alias palsu. Pemalsunya adalah Muhammad bin Zakaria. Sumber informasi ini antara lain “Lisa><n al-Mi>za>n”, IV, l68. Perlu ditambahkan di sini sumber informasi kritik terhadap kualitas periwayat hadis adalah kitab-kitab yang khusus menceriterakan tentang kualitas pribadi dan kredibilitas intelektual, termasuk biografi, guru dan murid periwayat, antara lain kitab ‘at-Tahzi>b at-Tahzi>b, at-Tahzi>b al-Kama>l, al-Lisa>n al-Mi>za>n, al-Mi>za>n al-I’tida>l, ar-Rija>l H}aula ar-Rasu>l, al-Is}a>bat|} fi H}aya>ti as}-S}ah}a>bah, dan lainnya.        Untuk selanjutnya dalam tulisan ini cukup hanya disebutkan dari “Lisa>n al-Mi>za<>n”
Karena jika yang satu telah menyebutkan tentang kualitas perawi kitab lain juga     menyebutkannya atau dengan sebutan lain tetapi sumbstansinya sama.
  1. “Man qara’a ya>si>n fi> lailatin ibtigha>’a wajhi-lla>hi ghufira lahu” (Barang siapa membaca surat Yasin pada malam hari karena mengharapkan keridaan Allah, niscaya Allah mengampuninya dosanya). Kualitas hadis ini lemah (d}a’i>f)  kata Imam Bukhari. Ada sanad-nya (acuan sumber berita atau periwayat hadis) yang bernama Aghlab bin Tamim. Ia termasuk munka>r al-h}adi>s (Mi>za>n al-I’tida>l,I : 464-465.
  2. Man qara’a Ya>si>n fi> lailatin ibtigha>’a wajhi-lla>hi ghufira lahu fi> tilka-llailati” (Barang siapa membaca surat Yasin di suatu malam karena mengharap keridaan Allah, niscaya akan diampuni dosanya pada malam itu juga). Hadis ini berkualitas lemah dengan jenis kelemahan munqathi’ (sanadnya terputus ). Sanad hadis ini ada yang bernama Hasan bin Yasar al-Bishri yang disebutkan menerima hadis dari Abi Hurairah, padahal ia belum pernah bertemu dengan Abi Hurairah (Mi>za>n al-I’tida>l, I : 527, Hadis no. 1968).
  3. ‘Man da>wama ‘ala qira>’ati Ya>si>n fi> kulli lailatin summa ma>ta ma>ta syahi>dan (Barang siapa terus menerus membaca surat Yasin pada setiap malam kemudian ia mata, maka ia mati syahid). Hadis ini palsu. Pemalsunya adalah Said bin Musa al-Azdi. (Miza>n al-I’tida>l, II : 159-160).
  4. Man qara’a Ya>si>n marratan fakaannama> qara’a al-Qur’a>n marrataini (Barang siapa membaca surat Yasin maka ia sama seperti membaca Alquran (keseluruhan) dua kali). Kualitas hadis ini palsu kata Nashiruddin al-Bani (Silsillatu Ah>a>di>si ad}-d}a’i>fah wa al-maud}u>’ah, hadis no. 4636).
  5. “Man qara’a Ya>si>n fi. S}adr an-naha>ri qud}iyat h}awa>ijihi (Barang siapa membaca surat Yasin di permulaan siang (pagi hari) maka terpenuhi keperluan-keperluannya). Hadis ini lemah dengan jenis mursal  – hadis ini hanya sampai pada sahabat, tidak sampai pada Rasulullah alias tidak marfu>’. Periwayat pertama hadis ini adalah Atha’ bin Abi Rabbah. Ia tidak pernah ketemu Rasulullah (Mi>za<>n al-I’tida>l, III : 70).
  6. Man qara’a Ya>si>n marratan fakaannama> qara’a al-Qur’a>na ‘asyra marra>tin (Barang siapa membaca Surat Yasin, maka seperti membaca Alquran (seluruhnya) sepuluh kali). Hadis ini palsu (Nashiruddin al-Bani, D}a’i>f Jami’u as}-S}aghi>r, no. 5798’).
  7. “Inna likulli Syaiin qalban waqalbu al-Qur’a>n Ya>si>n wa man qara’a Ya>si>n kataba-lla>hu lahu biqira>tiha> al-Qur’a>n ‘asyra marra>tin (Sesungguhnya setiap segala sesuatu itu ada hatinya. Hati Alquran adalah Yasin. Barang siapa membaca surat Yasin, Allah menetapkan kepada pembacanya 10 kali pembacaan Alquran).
  8. Kualitas hadis ini sebagaimana komentar para aahli kritikus hadis adalah sebagai berikut: (1) Imam Ibnu Abi Hatim dalam kitabnya al-I’la>l  mengatakan bahwa hadis ini bathil  dan tidak ada sumbernya – bukan dari Rasulullah. (2) Nashiruddin al-Bani  mengatakan bahwa hadis ini palsu. Pemalsunya adalah Muqatil bin Sulaiman. (3) an-Nasai mengatakan bahwa Muqatil sering berdusta alias bohong (Mi.za>n al-I’tida>l, IV : 173).
  9. Man qara’a Ya>si>n h}i>na yus}bih}a yusira yaumuhu h}atta yumsiya wa man qara’aha fi> lailatin yuaira lailatihi h}atta yus}bih}a (Barang siapa membaca surat Yasin di waktu pagi akan dimudahkan (urusannya) siang harinya hingga waktu sore, dan barang siapa membacanya di waktu malam hari maka akan dimudahkan (urusannya) hingga pagi hari).
  10. “Man qara’a ya>si>n kulla lailatin ghufira lahu (Barang siapa membaca surat Yasin setiap malam akan diampuni dosanya). Hadis ini lemah. (D}a’i>f Jami>’u as}-S}aghi>r, no. 5788).
  11. “Ya>si>n lima> quriat lahu”  (Yasin bisa memberi manfaat (sesuai kebutuhan) kepada yang membacanya). Hadis ini bukan berasal dari Rasulullah alias palsu. Pemalsunya  ‘Ali al-Qari’ (al-Maqa>s}id al-H}asanah, no. 1342).
  12. “Iqra’u> ya>si>n ‘ala> mauta>kum” (Bacakan surat Yasin kepada orang yang akan mati diantara kamu). Kualitas hadis ini lemah karena: (1) Abu Usman sebagai salah satu periwayat ini majhu>l  (tidak diketahui atau tidak dikenal). Padahal, gerakan menghimpun hadis dalam suatu kitab dan menyeleksinya mana yang autentik dari Nabi dan yang bukan melibatkan hampir 500.000 orang yang sebagiannya adalah ilmuwan di bidang hadis (pakar hadis). (2) Ayah Abu Usman yang juga periwayat hadis ini juga majhu>l. (3) Hadis ini lemah (d}a’i>f) dengan jenis kelemahan muz}tharrib (jalur sanad saling bertukar dengan jalur sanad hadis lain. Jadi sanadnya  ruwet) (4) Abu Bakar Ibnul ‘Arabi mengatakan bahwa tidak ada satu pun hadis yang s}ah}i>h}  tentang bacaan surat yasin untuk orang mati (al-‘Aun al-Ma’bu>d, VIII : 390).
  13. “Ma> min mayyitin yamu>tu fayuqra’u ‘indahu ya>si>n illa> Hawwana-lla>hu’alaihi” (Tidak ada seorang pun yang akan mati, lalu dibacakan surat Yasin di sampingnya (posisi naza’ ) melainkan Allah memudahkan kematiannya). Bukhari dan Muslim – yang keduanya digelari amir al-mu’mini>n fi> al-h}adi>s  – mengatakan bahwa dalam hadis ini ada periwayat yang bernama Marwan bin Salim al-Jaziri. Ia adalah munkar al-h}adi>s. Ia juga sering memaalsukan hadis. Al-‘Arubah al-Harrani mengatakan bahwa tak satu pun hadis tentang bacaan surat yasin yang diperuntukkan orang mati itu s|}ah}i>h}. (Mi>za>n al-I’tida>l, IV : 90-91).
  14. “Man za>ra qabra wa>lidaihi kullu jum’atin faqara’a ‘indahuma> Au ‘indahu ya>si>n ghufira lahu bi’adadi kulli a>yatin au h}arfin” (Barang siapa menziarahi kurur kedua orang tuanya  setiap jumat lalu membacakan surat yasin di samping (pusara)  keduanya atau disampingnya, maka ia diampuni dosanya sejumlah kalimat atau huruf (dari surat yasin tersebut) . Hadis ini palsu. Pemalsunya adalah ‘Amr bin Ziad Abu al-H}asan as-Saubani (Mi>za>n al-I’tida>l, IV : 364-365).

Rekomendasi Yang Diusulkan

Terlepas dari sentimen mazhab atau golongan, berikut ini disampaikan beberapa hal berkenaan dengan membaca Alquran.
  1. Membaca Alquran, atau satu surat, atau satu ayat sungguh amat utama. Nabi bersabda: “Man qara’a h}arfan min kita>bi-lla>hi falahu bihi h}asanatu. Wa al-h}asanatu bi’asyri amsa>liha>, la> aqu>lu Ali>f la>m mi>m h}rfun wala>kin a>lifun h}rfun wala>mun h}rfun wa mi>mun h}arfun (Barang siapa membaca satu huruf dari kitab Allah (Alquran) akan mendapat satu kebaikan. Satu kebaikan dilipatkan 10 kali. Aku tidak mengatakan bahwa ali>f la>m mi>m itu satu huruf, melainkan ali>f  satu huruf, la>m  satu huruf, dan mi>m  satu huruf). Teks ini terdapat dalam: S}ah}i>h} at-Turmuzi, III : 9, hadis no. 2910; dan Jami’ as}-S}aghi>r, hadis no. 6469. Oleh penulis hadis ini juga dikatakan s}ah}i>h}.
  2. “Khairukum man ta’allama al-qur’a>n wa ‘allamahu”( Sebaik-baik kamu adalah yang belajar  dan mengajarkan Alquran. H.R. al-Bukhari dari Usman).
  3. Rumah yang digunakan untuk membaca Alquran dapat mengusir setan dan rumah yang tidak dibacakan Alquran di dalamnya sama dengan kuburan. Dengan demikian membaca Alquran di kuburan tidak dibenarkan oleh Rasulullah.
  4. 4.      La> taj’alu> buyu>takum maqa>bira. Inna asy-Syaitha>na yanfiru min al-baiti allazi tuqra’u fi>hi su>rat al-Baqarah” (Jangan kau jadikan rumah-rumahmu sebagai kuburan. Sesungguhnya setan itu akan lari yang di dalam rumah dibacakan surat al-Baqarah. H.R. al-Bukhari dengan kualtas hadis s}ah}i>h}.
  5. Fungsi Alquran hanya untuk orang hidup, bukan untuk orang mati. Allah berfirman: “Liyunzira man ka>na h}ayyan wa yah]iqqa al-qaulu ‘ala al-ka>firi>n (Supaya Dia (Muhammad) memberi peringatan kepada orang yang hidup (hatinya) dan supaya pastilah ketetapan azab bagi orang-orang kafir – Q.S. Yasin: 70).
  6. Alquran akan memberi Syafaat (pertolongan) bagi pembacanya: Nabi bersabda: “Iqra’u> al-Qur’a>na fainnahu ya’ti> yaum al-qiya>mati syafi>’an lias}h}a>bihi” (Bacala Alquran olehmu sekalian. Sesungguhnya Alquran akan datang besok pada hari kiyamat kepadamu untuk memberi pertolongan. H.R. Muslim dari Abu Umamah).
  7. Allah akan mengangkat derajat suatu kaum karena Alquran dan menjatuhkannya karena Alquran. Nabi saw bersabda: “Yarfa’u biha>z>a al-kita>bi qauman wayad}a’u bihi a>khari>n”  (Allah mengangkat suatu kaum karena Alquran dan menjatuhkan yang lain juga karena Alquran. H.R. Muslim dari Umar bin Khattab).
  8. Amat utama berkumpul untuk membaca dan mempelajari Alquran. Rasulullah bersabda: “Wa ma> ijtama’a qaumun fi> baitin min buyu>ti-lla>hi yatlu>na kita>ba-lla>hi wa yatada>rasu>nahu bainahum illa> anzalat ‘alaihim as-saki>nata wa ghasyiyyathum ar-rah}mata wa khaffathum al-mala>ikata wa zakarahumu-lla>hu bi man ‘indahu” (Tidaklah kamu yang berkumpul di rumah diantara rumah-rumah Allah  dengan membaca kitab Allah dan mempelajarinya diantara  kecuali Allah  turunkan  kepada mereka suatu ketenangan, Allah mengguyur rahmat, malaikat mengepung mereka untuk didoakan kebaikan, dan Allah mengingat mereka dibanding orang yang berada disampingnya. H.R. Muslim dariAbi Hurairah.
  9. Menyikapi orang yang hendak meninggal dengan menuntun kalimah tauhid “La> ila>ha illa-lla>h”. Rasulullah bersabda: “Laqqinu> mauta>kum la> ila>ha illa-lla>h” (Tuntunlah orang-orang yang akan mati di antara kamu dengan kalimat la> ila>ha illa>h (tidak ada Tuhan selain Allah)- HR. Muslim dari Abu Sa’idal-H}udri, hadis no. 916; Abu Dawud, Hadis no. 3117; an-Nasa>i, IV : 5; at-Turmuzi, hadis no. 976; dan Ibnu Ma>jah, hadis no. 1445.

Penutup
           
Tidak dapat dipungkiri bahwa membaca, mempelajari, dan mengamalkan petunjuk  Alquran adalah jalan dan praktik hidup yang benar. Akan tetapi, membacanya dibawah keyakinan yang salah, cara yang salah, dan penerapan dalam kehidupan praktis yang salah adalah hanya akan membawa kesalahan pula. Mudah-mudahan tulisan ini ada manfaatnya.  Walla>hu a’lamu bi as}-s>awa>b.

Kamis, 01 Maret 2018

Pengertian Ahlu Sunnah wal Jama'ah (ASWAJA)



A.  Pengertian Ahlusssunnah Wal Jamaah
Aswaja versi bahasa terdiri dari tiga kata, Ahlu, Al-Sunnah, dan Al-Jama’ah. Kata Ahlu diartikan sebagai keluarga, komunitas, atau pengikut. Kata Al-Sunnah diartikan sebagai jalan atau karakter. Sedangkan kata Al-Jamaah diartikan sebagai perkumpulan. Arti Sunnah secara istilah adalah segala sesuatu yang diajarkan Rasulullah SAW., baik berupa ucapan, tindakan, maupun ketetapan. Sedangkan Al-Jamaah bermakna sesuatu yang telah disepakati komunitas sahabat Nabi pada masa Rasulullah SAW. dan pada era pemerintahan Khulafah Al-Rasyidin (Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali). Dengan demikian Ahlusssunnah Wal Jamaah adalah komunitas orang-orang yang selalu berpedoman kepada sunnah Nabi Muhammad SAW. dan jalan para sahabat beliau, baik dilihat dari aspek akidah, agama, amal-amal lahiriyah, atau akhlak hati. Jama’ah mengandung beberapa pengertian, yaitu: kaum ulama atau kelompok intelektual; golongan yang terkumpul dalam suatu pemerintahan yang dipimpin oleh seorang amir; golongan yang di dalamnya terkumpul orang-orang yang memiliki integritas moral atau akhlak, ketaatan dan keimanan yang kuat; golongan mayoritas kaum muslimin; dan sekelompok sahabat Nabi Muhammad SAW.

My Curriculum Vitae

  Biodata Diri Nama Bahaudin Ahmad ...